Tugas Karakteristik Dan Kebutuhan Peserta Didik Sekolah Menengah

MODUL 3
KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK
USIA SEKOLAH MENENGAH

KEGIATAN BELAJAR 1
PERTUMBUHAN FISIK SERTA PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN EMOSIONAL

Pada usia sekolah menengah yaitu usia SLTP dan SLTA anak berada pada masa remaja atau pubertas atau adolesen. Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi antara masa kanak-kanak tengah dewasa perkembangan aspek-aspek kepribadian telah di awali pada masa – masa sebelumnya.

Aspek perkembangan anak usia sekolah
(Usia 12 atau 13 tahun hingga 18 atau 19 tahun)

A.    PERTUMBUHAN FISIK / JASMANI
Pada masa remaja perkembangan fisik mereka sangat cepat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya anak-anak ini akan Nampak. Postur tubuhnya tinggi tetapi kurus, lengan kaki dan leher mereka panjang – panjang, baru kemudian berat badan mereka mengikuti dan pada akhir masa remaja proporsi tinggi dan berat badan mereka seimbang.
Pada usia ini (11-12 tahun) tinggi badan anak laki-laki dan wanita tidak jauh berbeda. Pada usia 12 – 13 tahun pertambahan tinggi badan anak wanita lebih cepat dibandingkan anak laki-laki.
Selain terjadi pertambahan tinggi badan yang cepat pada masa ini remaja berlangsung perkembangan seksual yang cepat pula. Muncul ciri-cirinya kelamin primer berkenaan dengan perkembangan alat-alat produksi baik pada pria maupun wanita.
Pada anak masa remaja anak wanita mulai mengalami menstruasi dan laki-laki mengalami mimpi basah, pengalaman ini menandakan memasuki kematangan seksual. Ciri-ciri  kelamin sekunder berkenaan dengan tumbuhnya buku-buku pada seluruh badan, perubahan suara menjadi semakin rendah – besar (lebih – lebih pada pria).


B.    PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Perkembangan kemampuan berpikir normal operasional pada remaja ditandai dengan tiga hal penting pertama anak mulai mampu melihat (berpikir) tentang kemungkinan – kemungkinan kalau pada usia sekolah dasar hanya mampu melihat kenyataan kedua anak, mampu berpikir ilmiah remaja telah mampu mengikuti ilmiah, merumuskan masalah, membatasi masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan dan mengolah data.
Pada usia sekolah dasar anak sudah memiliki kemampuan mengingat informasi dan ketrampilan memproses informasi tersebut.

C.    PERKEMBANGAN EMOSIONAL
Kebanyakan remaja merasa dekat dengan orang tuanya karena memiliki nilai-nilai yang sama dalam banyak hal dan masih memerlukan orang tua untuk melakukan hal – hal tertentu sebagian remaja memiliki ketegangan antara dua hal yang yaitu keinginan untuk melepaskan diri dari orang tua dan adanya ketergantungan kepada orang tua pun ada halnya berada dalam persimpangan antara melepas anak untuk mandiri atau tetap melindunginya.
Konflik remaja lebih sering terjadi dengan ibunya daripada dengan ayahnya, hal ini disebabkan karena ibu lebih dekat hubungannya dengan anak dan merasa sakit untuk melepas anak.

KEGIATAN BELAJAR 2
PERKEMBANGAN SOSIAL MORAL DAN SIKAP

A.    PERKEMBANGAN SOSIAL MORALITAS DAN SIKAP
Keterampilan berpikir baru yang dimiliki remaja adalah pemikiran sosial, pemikiran sosial ini berkenaan dengan pengetahuan dan keyakinan mereka tentang masalah-masalah hubungan pribadi dan sosial.
Secara berangsur-angsur remaja mengurangi sifat egosentrisme-nya dalam hubungan pribadinya berkembang etika pribadi mereka berkenaan dengan pengetahuan dan penghayatan tentang apa yang baik dan yang jahat.
Dalam perkembangan nilai-nilai keadilan dan kejujuran remaja kurang oportunistik dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Pada masa remaja rasa kepedulian terhadap kepentingan dan kesejahteraan orang lain cukup besar tetapi kepedulian ini masih dipengaruhi oleh sifat egosentrisme mereka belum bisa membedakan kebahagiaan atau kesenangan yang besar (hakiki) dengan yang sesaat.

B.    PERKEMBANGAN PEMIKIRAN POLITIK
Perkembangan pemikiran politik remaja hampir sama dengan perkembangan moral karena memang keduanya berkaitan erat remaja telah mempunyai pemikiran – pemikiran politik yang lebih komplek dari anak-anak sekolah dasar.

C.    PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEYAKINAN
Perkembangan kemampuan berpikir remaja mempengaruhi perkembangan pemikiran dan keyakinan tentang agama kalau pada tahap usia sekolahd asar pemikiran agama ini bersifat dogmatis masih dipengaruhi oleh pemikiran yang bersifat konkret dan berkenaan dengan sekitar kehidupannya.
Thomas Hobbes (1588 – 1679 dalam Sigelman dan Shaffer, 1995 : 29) berpendapat bahwa anak-anak secara alamiah adalah berperilaku nakal pengganggu dan sebagainya, menjadi tugas masyarakatlah untuk mengontrol perilaku anak dan mengajar mereka berperilaku baik.
Jacques Rousseau (1712 – 1778) berpendapat bahwa anak secara alamiah adalah baik, sejak lahir secara naluriah anak mampu membedakan mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk.
Filosof dari Inggris John Locke (1932-1740) terkenal dengan teori terbuka rasa anak bagaikan kertas putih yang menunggu untuk ditulis melalui pengalamannya.
Locke menyangkah bahwa anak itu sejak lahir baik atau buruk, tetapi ia akan berkembang bergantung pada pengalaman yang ia peroleh saat ini, pandangan ini dikenal dengan mazhab ampirisme.
Urie Bronfenbrenner (Papalia dan Olds 1992:9) terdapat empat tingkatan pengaruh lingkungan yang merentang dari lingkungan yang paling intim sampai lingkungan yang sangat global ke empat tingkatan pengaruh lingkungan tersebut mencukup sistem mikro (micro system), sistem meso (messosystem) sistem exo (exosystem) dan sistem makro (macrosystem).
1.    Pengaruh lingkungan sistem mikro
Yaitu lingkungan kehidupan sehari-hari seperti lingkungan sekolah, rumah.
2.    Pengaruh lingkungan sistem meso
Yaitu keterkaitan antar variasi, tingkatan sistem yang melibatkan individu didalamnya.
3.    Pengaruh lingkungan sistem exo adalah
Pengaruh institusi lingkungan yang lebih besar seperti pengaruh, sekolah, media massa, lingkungan pemerintah.
4.    Pengaruh lingkungan yang paling luas
Adalah pengaruh sistem makro ada keterkaitan erat pengaruh dari kebudayaan, pengaruh agama, pendidikan, politik dan pengaruh keadaan sosial ekonomi terhadap perkembangan individu.
Pada usia remaja lingkungan yang sangat berpengaruh adalah kelompok dari pergaulan dengan kelompok sebaya anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi.


KEGIATAN BELAJAR 3
PERBEDAAN INDIVIDU ANAK
USIA SEKOLAH MENENGAH


A.    PERBEDAAN KEMAMPUAN
Perbedaan secara fisik dapat diamati langsung oleh guru dengan memperhatikan postur tubuh dari siswa, perbedaan tersebut meliputi perbedaan dalam tinggi badan dan berat badan.
Perbedaan secara psikis atau psikologis meliputi perbedaan dalam tingkat kecerdasan atau lebih dikenal dengan intelegensi perbedaan dalam kepribadian, minat, sikap dan kebiasaan belajar.
Dalam pendekatan lain perbedaan individual siswa sekolah menengah dibedakan berdasarkan perbedaan dalam kemampuan potensial dan kemampuan nyata.
Kemampuan potensial adalah kecakapan yang masih terkandung dalam diri siswa yang diperolehnya secara pembawaan sehingga memiliki peluang untuk berkembang menjadi kemampuan nyata.

B.    PERBEDAAN DALAM INTELEGENSI
Intelegensi berkenaan dengan fungsi mental yang komplek yang dimanifestasikan dalam tingkah laku. Aspek-aspek intelegensi dapat meliputi bagaimana individu memperhatikan, mengamati, mengingat, mengkhayal, memikirkan serta bentuk – bentuk kegiatan mental lainnya.
Intelegensi adalah kemampuan umum seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat, tepat dan mudah.
Seseorang dikatakan memiliki perilaku intelegen sekiranya ia memiliki kemampuan untuk memahami hal-hal penting dari situasi yang dihadapi.
Indikator perilaku intelegen menurut Whiterington (Abin Syamsuddin M 1996) :
1.    Kemudahan dalam menggunakan bilangan
2.    Efisiensi dalam berbahasa
3.    Kecepakatan dalam pengamatan
4.    Kemudahan dalam mengingat
5.    Kemudahan dalam memahami hubungan
6.    Imajinasi
C.    PERBEDAAN DALAM KEPRIBADIAN
Pengertian kepribadian menurut Allport (Sumadi Suryabrata) 1988 : 24) adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Kebutuhan sosial menurut Murray ada 20 jenis kebutuhan yaitu :
a.    Abasement Needs (N Aba)
b.    Needs for Achievement (n Ach)
c.    Needs for Affiliation (n Aff)
d.    Needs for Aggression
e.    Autonomy Need
f.    Counteraction
g.    Defendance Needs
h.    Deference Needs
i.    Needs For Dominanse
j.    Exhibition
k.    Harmavoidance
l.    Infavoidance
m.    Nurturance
n.    Order
o.    Play
p.    Rejection
q.    Sentience
r.    Sex
s.    Succorance
t.    Understanding

Sedangkan yang paling Dominan ada 7 :
a.    Need For Affiliantion
b.    Need For Anggression
c.    Autonomy Needs
d.    Needs For Dominance
e.    Exhibition
f.    Sex

No comments:

Post a Comment